Nia Pembantuku yang cantik -3

Lanjutan dari Bagian 2

    Tidak tahu kenapa tapi berciuman dengan Nia pembantuku yang cantik ini sensasinya sungguh luar biasa berbeda. Setiap air liur yang membasahi rongga bibirnya terasa manis di lidahku membuat aku semakin ganas mengulum dan menyedot2 bibirnya, bahkan sanking nafsunya terkadang kuhisap penuh kedua bibirnya yang kecil itu.

    "Mmmmhhh.... Mmmpphhhh" erang nia ketika kuhisap2 lembut lidahnya.

    Sama seperti air liurnya, lidah Nia berasa begitu manis sekali. Bingung juga kenapa bisa demikian, tapi sungguh, rasa itu membuat aku seperti anak kecil yg baru pertama kali merasakan manisnya gula-gula saja.

    Beberapa saat kemudian ciumanku pun perlahan beralih dari bibir turun lebih kebawah. Kubenamkan wajahku di samping lehernya sambil kuhirup dalam2 wangi yang terpancar dari bagian tubuhnya yg satu ini. Hmmmmmm..... Wangi hangat bodymist beraroma citrus yg sdh bercampur keringatnya memenuhi hidungku membuat aku semakin tenggelam dalam nafsu.... Oh Nia, kamu benar2 bikin aku terbang melayang rasa-rasanya.

    Puas menghirup wangi lehernya, lalu kujilat perlahan bagian itu dari bawah keatas membuat Nia mendesah kegelian. "Shhhhhh.... Geliiii paaaaaaaak...."
    Lalu ujung lidahku menari2 dengan liar menjelajahi setiap inchi lehernya sampai kebelakang telinganya. Sesekali ku kulum daun telinganya itu dan dengan sengaja kuhembuskan nafasku yg hangat kedalam rongga telinganya hingga membuat Nia mendesah keras dan spontan merangkul leherku dengan erat.

    Tangan kananku mulai menyusup disela-sela belakang rambutnya dan ketika jari2ku sudah berada di diatas tengkuknya, ku jambak rambut Nia dan kutarik kepalanya mendongak agar aku bisa menikmati lehernya yang jenjang itu lebih leluasa lagi. "Slurppp... Slurpp" bunyi air liurku yang mulai membanjiri lehernya. Niapun hanya bisa memejamkan mata dan mengerutkan dahinya menahan kegelian dan rangsangan yang bertubi2 dari lidahku yang nakal.

    Sambil menikmati lehernya, tangganku kembali turun dan kali ini menyusup dibagian belakang punggunya. Kulepas kaitan BH Nia dan tanpa hitungan satu dua tiga, kusingkap kaos dan BHnya itu sehingga Niapun kini jadi bertelanjang dada. Wuahhhh... Dua gunung kembar padat, putih dan indah itu kini terpampang jelas di hadapanku. Alamaakkkkk....

    "Ahhhhhhhhh.... Iiiiiihhhhhhh.... Pakkk.... Geliiiii....auuuhhhhhhhhh!!!!" Teriak Nia. Tubuhnya menggelinjang hebat ketika kedua putingnya yg baru saja kudempetkan dengan kedua tanganku itu ku sedod dengan kuat.
    Nia berontak tak karuan, mungkin karena tidak kuat menahan sensasi geli yang dirasakan oleh kedua puting payudaranya yang sedang ku hisap2 dan ku gigit2 secara bersamaan itu.

    Nia sudah seperti orang yang kesurupan. Tubuhnya terkadang naik turun seirama dengan sedotan dan kuluman yang kulakukan di kedua putingnya itu. Dahinya berkerut, matanya merem melek dengan cepat dan kedua tanggannya mencengkram erat kedua punggunggku.

    "AUuuuuuHhhhhh pakkk.... Sudahhhhh Nia mauuu pipiiiiissss pakkkkkk!!! Aaaaaaahhhhhhhhhhh!!!!" teriaknya dengan keras diiringi dengan naiknya punggung dan merapatnya kedua kakinya. Wooghhh!!! Sepertinya Nia sedang mengalami orgasme pertamanya saat itu...

    Nafasnya yang terengah2 dan tubuhnya yang gemetaran kini terbaring lemas dihadapanku. Sesekali kulihat tubuhnya masih berkelojotan menikmati sensasi orgasmenya yang juga masih belum hilang. Oh Nia kamu telah membuat laki-laki seperti aku ini merasa sungguh sangat bangga dan puasss sekali. Menaklukkan seorang wanita diranjang adalah idaman setiap pria didunia ini dan termasuk juga aku tentunya.

    Aku jadi sumringah sendiri sambil menatap Nia yang masih terkulai lemas sedangkan adik kecilku sudah mulai berontak meminta jatahnya. Hmmmmm.... Harus ku apain lagi Nia ya...
Nia pembantuku yang cantik masih terbaring lemah di hadapanku. Sengaja kubiarkan dia menikmati sejenak sensasi orgasme pertamanya itu tanpa ku ganggu. Lagipula bila saat itu aku langsung memulai agresiku, belum tentu dia bisa menikmatinya. Toh wanita dan pria tidak jauh berbeda, pasti dia butuh waktu agar titik-titik rangsang ditubuhnya bisa kembali normal dan tidak oversensitif seperti saat itu..

Moment ini kuhabiskan saja dengan menikmat tubuh indahnya yang kini terpampang jelas dihadapanku. Dadanya yang tadi mengacung keras kini agak sedikit terkulai tapi tentu masih tetap indah untuk dilihat. Rambutnya sedikit acak-acakan menutupi sebagian wajahnya. Keringat dengan jelas terlihat membasahi dahi, pipi dan lehernya. Ohhh fuck, sexy sekali melihat kondisinya saat itu. Kalau ada orang yang bilang nudism itu bukanlah suatu karya seni, mungkin dia belum pernah melihat keindahan seperti yang sedang kulihat saat ini dan kalau aku dianggap sebagai pekerja seni, sudah tentu Nia adalah merupakan karya masterpiece yg pernah kubuat selama hidupku....

Setelah mataku puas menikmati, kini saatnyalah adik kecilku ini juga ikut merasakan kenikmatan tubuhnya sebagai penutup. Tapi sebelum itu aku masih penasaran dengan rasa air liur Nia yang sempat kunikmati sebelumnya. Aku masih ingin merasakan rasa manis itu sekali lagi dimulutku.

Kusibak rambut Nia dan kubelai-belai rambutnya itu sejenak... Perlahan wajahku mulai menunduk mendekati wajahnya. Kupalingkan wajahnya yang tadinya mengarah kesamping agar mengahadap ke arah wajahku. Kedua mata Nia masih terpejam tapi bisa kulihat kalau sebenarnya dia juga memandangku dari sela-sela kelopak matanya yang sedikit terbuka.

"Mmmmhhhhhhhh....." Nia menyambut kembali ciumanku tanpa penolakan. Sepertinya dia juga menikmati sensasi itu. Jadi benar sudah anggapanku kalau Nia merasakan nikmatnya berciuman itu pertama kali ya dari ciuman-ciumanku ini. Tak mau mengecewakan dia, kumainkan lidahku layaknya seorang professional. Sapuan-sapuan lidahku yang mengenai langit-langit mulutnya terkadang membuat dia melenguh tertahan. "Mmppphhhh.... Ummmhhhhppp" Kuhisap-hisap lidahnya, dan kadang kubiarkan juga dia puas melumat-lumat lidahku. Mulutku dan mulutnya kini dibanjiri dengan air liur, sampai-sampai suara ciuman kami itu terdengar cukup keras dari ciuman yang sewajarnya. Ku pegang kedua lehernya agar aku bisa lebih leluasa menikmati bibir dan air liuranya itu. Oh Nia, nikmat sekali air liurmu ini sayang...

Masih aktif berciuman, kedua tanganku sudah mulai bergerilya turun kebawah. Bukan payudaranya kali ini yang kutuju tapi langsung kutarik celana pendeknya itu kebawah. Nia tidak mencegah sama sekali perbuatanku itu jadi dengan sekejap saja, tubuh Nia kini sudah hampir telanjang bulat, hanya celana dalamnya yang berwarna coklat muda itu saja yang masih menutupi bagian paling sensitifnya.

Dengan perlahan jari telunjukku ku arahkan ke vaginanya dan begitu ujung jariku itu menyentuh bagian luar celana dalamnya, Nia langsung berontak seperti kesetrum. Waduh-waduh, sepertinya semua sensasi seksual yang kuberikan ini benar-benar pengalaman pertama buat dia.
Tak peduli dengan tubuhnya yang bergoyang-goyang tak karuan itu, jariku tetap kugesek-gesekan dan kutusuk-tusuk dengan pelan ke arah lipatan bibir vaginanya. Walau hal ini kulakukan dari luar cd-nya namun sensasi kenikmatan yang kuberikan saat itu tetap berasa luar biasa baginya.

"Ooooooouhhhh..... Pakkk.... Geliiii pakkk.... Ouuuuuahhh... Nia ga kuaattt...." Erangnya ketika gesekan dan tusukan-tusukan yang kulakukan itu ku buat menjadi lebih intens. Jariku yg tadinya kering kini sudah mulai basah. CDnya yang tadinya hanya basah sedikit karena orgasme kini sudah seperti orang yang habis pipis di celana saja.

Aku yang sudah mulai bernafsu berat akhirnya mencoba menyibak penutup keperawanannya itu dengan tanganku. Kutarik celana dalamnya kebawah sampai akhirnya Nia benar-benar telanjang bulat, bersih tanpa ada satu helai benangpun menutupi tubuhnya.
Alammaaaakkkk.... Tubuh Nia begitu sempurna, wajahnya yang cantik, payudaranya yang kini kembali kencang dan mencuat lalu vaginanya yang masih muda dan hanya ditumbuhi bulu-buku halus itu membuat adik kecilku berontak hebat minta di lepas dari sangkarnya.

Dengan gerakan terburu-buru ku lepas semua baju dan celanaku sampai akupun jadi telanjang bulat sama sepertinya. Ku putar badanku sehingga wajahku menghadap ke arah vagina Nia dan adik kecilku mengarah ke wajahnya.
Ku sibak kedua pahanya kekiri dan kanan sehingga terlihat jelaslah surga dunia yang selama ini ku nanti-nanti.
Vaginanya yang masih segar itu terlihat merah dan merekah. Bibirnyapun masih rapih tidak bergelambir. Kubuka bibir vaginanya lebar-lebar dengan kedua jari telunjukku agar aku bisa melihat dengan lebih jelas lagi. Oh my God, vaginanya begitu becek dengan cairan bening. Dinding dalam vagina Nia berwarna pink pucat, tak terlihat lubang menuju rahimnya memandakan pembantuku yang cantik ini memang 100% masih perawan. Sungguh pemandangan yang sangat luar biasa menakjubkan.

Akupun sudah tak kuasa lagi untuk segera menikmati hidangan yang paling istimewa ini. Tapi sebelum itu, adik kecilku yg kini bergantung bebas didepan wajah Nia ku arahkan menuju mulutnya. "Niaaa.. Isepin punya saya yaa" pintaku memelas.
Tak begitu lama adik kecilku itu pun merasakan hangat yg luar biasa ketika Nia mulai memasukkannya kedalam mulutnya. Apalagi kondisi mulutnya saat itu memnag lagi basah2nya sehabis berciuman hot denganku tadi.

Kunikmati sejenak rasa hangat yg sedang menyelimuti batang kemaluanku. "Mmmmmmmmmmmmmmm.... Enak banget Nia!.... kamu sudah pintar ya sekarang... Ouhhhh!.... ".
Mendengar erangan dan sekaligus pujian dariku itu Nia jadi lebih berinisiatif. Di sedotnya kuat kepala adik kecilku sambil dua jarinya yang melingkar di batang kemaluanku di gerakinnya naik turun. Uaaahhhhh nikmatnya bukan main. Mungkin saat itu aku juga sudah mulai basah dengan cairan pelumas yg keluar sedikit demi sedikit di kemaluanku.

Kuluman demi kuluman yang kadang terkesan masih amatir itu justru membuat aku merasakan nikmat yang tiada tara. Siapa bilang kalau kena gigi berarti tidak nikmat??, bagiku sentuhan-sentuhan kecil giginya dibagian kepala dan batang kemaluanku malah ikut menambah sensasi kenikmatan yang sungguh luar biasa. Aku jadi berharap dan menunggu kapan gigitan-gigitan kecil itu kembali menghampiri..

"Enak banget Nia..... Terussss begituu yaa sayang.." Pintaku memelas berharap ada kejutan-kejutan lain yang akan dilakukan Nia untukku.
Perhatianku kini kembali fokus terhadap apa yg dari tadi ada di depanku. Ya, vagina Nia yang becek itu memang masih belum kugarap dari tadi karena keasyikan menikmati kuluman-kulumannya yang super duper hot di adik kecilku ini.

Saat kutundukkan wajahku kearah vaginanya, seketika itu juga wangi khas menusuk hidungku. Kunikmati sebentar dan
"Oooohhmmpppphhhh!!!!!!!!!" Nia tiba-tiba berteriak ketika ujung lidahku menyentuh klitorisnya yang becek itu. Namun karena penisku yang sedang menegang sempurna dimulutnya suaranyapun menjadi tertahan. Kulanjutkan menjilat pelan area seputar klitorisnya sambil terkadang ku kulum-kulum bagian itu. Tubuh nia bergetar hebat, bisa kurasakan dia begitu tak kuasa menahan sensasi yang sedang kuberikan itu, apalagi disaat kedua telunjukku kugunakan untuk menyibak bibir vaginanya dan lidahku dengan ganasnya menyapu setiap senti bagian itu dengan penuh nafsu. Oalahh, Nia berkelonjotan hebat sampai-sampai penisku di gigitnya dengan kuat lalu kedua kakinyapun mengapit kepalaku.

Puas menikmati lezatnya vagina becek Nia, ku cabut penisku dari mulutnya dan kuputar badanku membentuk posisi missionaris.
Kuangkat kedua kakinya keatas lebar-lebar dan ujung kepala penisku pelan-pelan kubebenamkan kearah vaginanya. Oooohhhhhhh fuuuuckkkkk.. Anjeeeengggg... Enak benerrrr sensasi yang kurasakan saat itu.
Namun baru sesenti kepala penisku itu masuk, Nia langsung menahannya dengan kakinya. Dia berontak dan tangannya spontan mendorong perutku menjauh. "Sakittttt Pakkkk!!! Jangannn!! Nia mohonnnn" teriaknya memelas. Aku yang sudah nafsu sampai diubun-ubun boro-boro mempedulikan, mendengarnya saja aku tidak.
Dengan sekuat tenaga kudorong penisku itu masuk kedalam vaginanya. Fuuuuuckkkkk!! Nia kembali menahan laju tubuhku dan kali ini tubuhnya dimundurkannya hingga dorongan penisku itu gagal menjebol dinding keperawanannya.
"Pakkkk jangaaaaannn Nia masih perawannn!! Nia ga mau diginiin sama bapakkkk" teriaknya lagi mengingatkanku. Aku jadi sedikit emosi mendengarnya, apalagi adik kecilku yang baru sedikit merasakan jepitan vaginanya sudah kembali berontak tidak sabar.
"Udahh deh Nia! Ga papa koq! Kamu percaya saja sama saya! Kamu dr td juga suka kan saya beginiin!" tanpa menunggu jawabannya kutarik lagi pinggulnya mendekat dan kepala penisku mulai terbenam kembali dibalik lipatan bibir vaginanya.
"Pakkk Nia mohooonnn... Jangan pakkk..." Nia kembali berteriak, tapi kali ini nada suaranya bergetar lirih. "Bapakk kan tadi bilang sayang sama Nia.. kalau bapak sayang sama Nia, Nia mohon, Nia jangan diginiin ya pak..." Pintanya memelas dengan suaranya yang bercampur dengan isak tangis. Duk!!! Hatiku tiba-tiba seperti dipukul oleh sesuatu benda yang keras. Suara dan kata-kata Nia itu sontak membuatku tersadar tentang perbuatan setan yang akan kulakukan saat itu. Ohhh my... Kepalaku langsung dipenuhi pikiran-pikiran. Bagaimana bila Nia benar-benar kuperawani? Apa nanti aku harus bertanggung jawab? Apa kata istriku nanti kalau dia tahu? Apakah aku nanti tidak dihujat dan dipermalukan habis-habisan kalau seandainya aku harus menikah dengan seorang "pembantu"? Apa yang terjadi dengan kehidupanku selanjutnya???
Shittt!!! Pikiran-pikiran itu benar-benar membuatku sadar seketika! Aku pun terdiam mematung menyadari perbuatanku itu...

Kucabut penisku yang setengah terbenam itu dari vaginanya dan aku pun merebahkan tubuhku disampingnya dengan lesu. Aku sudah ill fill dengan diriku sendiri....

Pandanganku menewarang kosong. Aku berar-benar tidak dapat berpikir lagi..
Ku biarkan Nia disampingku. Tak kuperhatikan lagi apa yang sedang dilakukannya. Mau memakai bajunya, atau langsung keluar dari kamarkupun aku sudah tak peduli lagi...

Tak kusangka, Nia tiba-tiba memeluk dan menyandarkan wajahnya diatas dadaku... Aku kaget juga dengan apa yang dia lakukan saat itu. Nia apa yang sedang ada dipikiranmu saat itu??

Nia tak bersuara sedikitpun tapi wajahnya masih menempel hangat diatasku. Ohhhh tindakannya itu membuat hatiku merasa menjadi lebih tenang. Rasa bersalahkupun berangsur-angsur mulai menghilang. Bisa kurasakan ada kasih sayang yang terpancar dari bahasa tubuhnya itu...

Oh Nia, aku jadi betul-betul jatuh hati sama kamu sayang....

Ku belai rambutnya dan kukecup keningnya dengan mesra. "Nia, terimaksih ya kamu sudah bikin saya sadar.... " Ucapku dengan nada penuh penyesalan.
Nia tidak menjawab, tapi bisa kurasakan pelukannya menjadi lebih kencang dan wajahnya semakin dibenamkan diatas dadaku....

The end...

Artikel Terkait Umum

Arsip Blog