Kasih Sayang Seorang Pembantu - 1

Sebelumnya ingin memperkenalkan diri Saya Iwan usia 32 tahun dan sudah berkeluarga dengan dua orang putri yang masih kecil. Saya ingin membagi cerita pengalaman ini kepada para penggemar situs ini berdasarkan pengalaman yang Saya alami.

Saya tinggal bersama keluarga serta seorang pembantu rumah tangga sebut saja bernama Mia, dia berumur sekitar 17 tahunan dan berasal dari daerah Jabar. Saya adalah seorang korban PHK salah satu Perusahaan yang bangkrut dan menganggur. Istri bekerja pada perusahaan swasta yang berpenghasilan cukup untuk kehidupan kami sekeluarga walaupun pas-pasan. Tetapi Saya dan istri memang sering berselisih paham sehingga terjadi keributan kecil yang membuat Saya menjadi merasa terpojok karena posisi Saya yang masih menganggur.

Kehidupan Saya mulai terasa jenuh dan pusing melihat tingkah laku istri yang sering meremehkan diri Saya yang seolah-olah sudah tidak berguna lagi, akan tetapi Saya masih mempunyai power sebagai kepala keluarga yang memiliki segalanya seperti rumah, kendaraan dan masih ada sedikit kerja sampingan walaupun kadang-kadang ada dan tidak. Sehari-hari Saya berkumpul dengan anak dan Mia yang sangat perhatian terhadap Saya dan anak-anak, walaupun dia hanya seorang pembantu tetapi Saya anggap sudah seperti keluarga sendiri dan tidak ada perbedaan diantaranya.

Pada suatu hari tepatnya hari Sabtu Saya dan keluarga pergi berlibur ke rumah orangtua dan si Mia tidak ikut pergi karena akan kumpul-kumpul dengan teman-temannya sesama pembantu disekitar rumah. Rupanya tanpa sepengetahuan Saya dan keluarga, mereka berkumpul dirumah Saya untuk acara rujakkan dan nonton VCD. Rupanya salah seorang pembantu bernama Ani membawa VCD BF yang dia beli pada pasar malam keliling yang suka ada di perumahan.

Hari itu mereka berkumpul Mia, Ani, Ipah dan Iroh yang kesemuanya adalah pembantu sebelahan rumah Saya. Sambil makan rujak mereka menikmati Film BF yang distel via VCD Player di ruang tamu sekaligus ruang keluarga Saya. Memang VCD Player Saya tidak kunci dan disitu tersimpan beberapa Film BF Koleksi Saya. Mereka menonton sampai sore sekitar jam 15.00, karena takut ketahuan oleh Saya yang akan pulang berliburan dari rumah Orangtua.

Setelah beberapa hari kemudian Saya mendengar salah seorang pembantu bercerita pada temannya lagi, bahwa hari Sabtu kemarin dia nonton BF beramai-ramai dirumah Saya. Saya yang mendengar itu langsung Saya hampiri pembantu tersebut yang bernama Iroh dan Saya bertanya.

"Iroh Benar Kamu nonton dirumah Saya?!" Iroh kaget karena ditegur oleh Saya.
"Bbee.. Nar Pak.." Jawabnya gugup dan raut mukanya memerah karena takut.
"Sama siapa saja Kamu nontonnya..?!" selidikku lagi.
"Sama Mia, Ani dan Ipah.. Pak!" jawabnya lagi.
"Film apa yang Kamu tonton..?!" tanyaku lagi pura-pura tidak tahu.
"Film Dewasa Pak.." jawabnya singkat.
"Film Dewasa apa?!" cecarku kemudian.
"Film porno Pak..!" jawabnya lagi.
"Oke.. Terima kasih ya atas informasinya " kataku.

Saya pulang ke rumah tetapi tidak Saya tegur si Mia mengenai hal tersebut diatas. Hal tersebut Saya simpan sampai beberapa hari agar tidak curiga. Pada hari ke sepuluhnya baru Saya memanggil si Mia.

"Mia.. Sini sebentar.." panggilku.
"Ya.. Pak.. Ada apa Pak..?!" jawabnya.
"Waktu hari Sabtu yang lalu Kamu kumpul disini ya..?!" tanyaku dengan nada masih lembut.
"Hari Sabtu kapan Pak..?" tanyanya lagi.
"Waktu Saya dan keluarga pergi ke rumah Orang tua Saya.." jawabku.
"Oohh.. Iya Pak.." jawabnya singkat.
"Kamu ngapai aja disini..?!" selidikku pelan.
"Saya hanya rujakkan sama teman-teman.." jawabnya sambil menahan sesak didada karena berbohong.
"Yang benar.. Kamu hanya rujakkan aja..!!" seruku menyelidik lagi.
"Iya Pak.. Kalau nggak percaya tanya aja sama mereka.." sergahnya lagi.
"Katanya Kalian rujakkan sambil nonton film porno..!" selidikku lagi.
"Nggak kok Pak.." jawabnya lagi sambil tertunduk menutupi wajahnya yang memerah.
"Kata si Iroh Kalian pada Nonton Film porno.." cecarku lagi.
"Iya Pak.." jawabnya malu.
"Kenapa nunduk aja.. Ayo lihat ke Saya.." pintaku lagi.

Dengan berat hati Mia menatap ke Saya dengan rasa takut.

"Kenapa Kamu berani-beraninya nonton Film itu..?!" tanyaku lagi.
"Si Ani yang minta distelin film itu.." jawabnya ketakutan. Sebagai informasi Si Ani pembantu sebelah rumah sudah menjanda dan umurnya kira-kira 26 tahunan.
"Kamu merasa sudah Dewasa yaa..?!" tanyaku dengan lembut.
"Nggak Pak.." jawabnya singkat.
"Jadi untuk apa Kamu nonton film itu..?!" selidikku terus agar dia merasa bersalah.
"Hanya ingin tahu aja kok Pak.." Jawabnya polos.
"Boleh Kamu ingin tahu, tetapi caranya salah.." hardikku tenang.
"Iya.. Pak.. Mia ngaku salah.. Maafkan Mia ya Pak.." mohonnya kepada Saya.
"Oke.. Saya maafkan Kamu tetapi jangan Kamu ualangi lagi yaa.." Kataku lagi.
"Iyaa.. Pak.." Jawabnya sambil tersenyum.
"Kamu sudah kasih makan anak-anak belum?" tanyaku.
"Sudah Pak.." jawabnya.
"Sekarang Kamu ajak anak-anak tidur siang yaa.." pintaku kepadanya.

Singkat cerita mereka bertiga tertidur dikamar belakang yang biasa ditempati oleh anak-anak. Jam menunjukkan 13.15, Saya membuka pintu kamar tersebut dan melihat anak-anak sudah tertidur pulas ditemani oleh si Mia yang tidur ditepi ranjang dengan posisi telentang. Saya masuk perlahan-lahan dan kucolek tangan si Mia, ternyata tidak ada reaksi darinya. Maka Saya coba menyingkapkan dasternya secara hati-hati sampai keatas perutnya.

Saya lihat CDnya yang berwarna putih membayang bulu halus didalamnya, Saya coba merabanya perlahan pada bagian gundukan cdnya sambil menekan secara hati-hati agar tidak terbangun. Saya lihat Mia diam saja seolah tidak ada kegiatan apa-apa pada dirinya. Saya yakin dia pasti tahu Saya sedang meraba-raba tubuhnya, tetapi dia pura-pura tidur karena merasakan nikmatnya sentuhan tangan seorang laki-laki.

Beberapa menit kemudian Saya merasa CD Saya ada yang mengganjal, makin asyik Saya meraba semakin kencang saja kemaluan Saya menekan CD. Maka Saya buka celana dan CD Saya sambil terus meraba vagina Mia yang masih memakai CD itu, ternyata cdnya mulai basah oleh air kenikmatan yang keluar dari vaginanya. Saya coba melepaskan cdnya perlahan dan ternyata Mia memberikan peluang agar cdnya mudah terlepas dengan cara mengangkat pantatnya sedikit padahal dia masih tidur. Saya berpikir bahwa Si Mia tidak tidur, tetapi pura-pura tidur.

Saya coba mendekati vaginanya dengan hidung untuk mencium aromanya dan ternyata dia merawat dengan baik vaginanya sehingga tidak bau dan bulu-bulu halusnya tertata rapi. Saya menjulurkan lidah Saya kealat vitalnya sambil merasakan cairan kehangatan yang baru saja keluar. Mungkin Mia merasakan kenikmatan Saya jilati vaginanya, dia mulai membuka pahanya walaupun masih dalam keadaan tidur.

Kini Saya makin nafsu melihat bongkahan belahan vaginanya yang mulai terbuka agak lebar itu, Saya semakin dekat menjilati lubang vaginanya serta sekali-kali lidah Saya masuk kedalamnya dan tanpa terasa kedua pahanya membuka semakin lebar saja sehingga lubang vaginanya makin merekah terbuka. Saya sudah tidak tahan lagi, maka Saya arahkan kemaluan Saya kelubang vaginanya yang masih sempit itu. Memang si Mia masih Perawan statusnya sehingga Saya agak susah memasukkan kemaluan yang lumayan besar tertama bagian kepalanya.

Saya tekan perlahan ternyata Mia melenguh sambil menggerakkan pantatnya karena tertekan kemaluannya. Saya makin menekan lagi lagi lagi dan akhirnya masuk terbenam semua batang kemaluanku, Mia masih tidak bereaksi sama sekali. Saya memulai permainan ini dengan perlahan karena takut si Mia terasa sakit. Rupanya Mia merasakan nikmat karena Saya mendengar desahan nafasnya yang tertahan perlahan-lahan "Eehh.. hh.." desahnya.

Saya memaju mundurkan kemaluan dengan hati-hati dan ternyata si Mia sudah mencapai orgasmenya, sebab Saya merasakan ada cairan yang membasahi batang kemaluanku sehingga dengan mudahnya mempermainkan kemaluanku turun naik secara continue. Sepuluh menit kemudian Saya menyusul sampai puncak kenikmatan yang tak tertahankan lagi dan oohh.. Croott.. Croott.. Saya memuncratkan sperma kedalam lubang vaginanya si Mia.

Setelah puas dan merasakan kemaluan Saya sudah menciut, Saya cabut perlahan-lahan dan tak lupa Saya pakaikan cdnya kembali, ternyata Mia tahu mau dipakaikan cdnya secara perlahan Mia mengangkat pantatnya. (Saya yakin Mia tidak tidur, tetapi pura-pura tidur) Saya pergi kekamar mandi untuk membersihkan cairan kenikmatan si Mia yang bercampur darah segar keperawanannya. Saya pergi ke kamar depan untuk merebahkan diri karena merasa puas telah mendapat perawan desa yang bersih dan lumayan cantik.

Jam 17.10 mereka pada bangun tidur siang, sedangkan Saya masih nyenyak tidur karena lelah. Saya terbangun setelah anak-anak selesai mandi dan berdandan rapi, karena mereka langsung mancari Saya untuk memberikan ciuman kasih sayang anak kepada orangtuanya. Saya keluar kamar langsung ambil handuk dan ingin mandi, didekat kamar mandi Saya berpapasan dengan si Mia yang sedang membawa makanan untuk anak-anak sambil tersenyum. Saya semakin yakin bahwa si Mia tadi tidak tidur pada saat Saya setubuhi. Saya langsung masuk kekamar mandi untuk menyegarkan diri.

Beberapa hari kemudian hal tersebut terulang lagi seperti biasa, si Mia masih pura-pura tidur. Seminggu kemudian Saya memberanikan diri untuk menanyakan hal tersebut.

"Mia.. Sini sebentar.." panggilku.
"Yaa.. Pak.." jawabnya.
"Kamu selama ini tidur siang cuma pura-pura yaa..?!" selidikku.
"Ach.. Nggak kok Pak.. Mia tidur siang sama anak-anak kok.." jawabnya lagi.
"Bohong Kamu.. Saya tahu kok kamu pura-pura tidur.. Iyaa.. Kan..?!" cecarku lagi.
"Benar Pak.. Mia memang tidur.." kilahnya.
"Kok Kamu.. Mendesah-desah begitu.." cecarku lagi.
"Mia mimpi ditidurin sama Bapak.." jawabnya lugu sambil tertunduk malu.
"Memangnya Kamu mau merasakan seperti yang difilm BF yang Kamu tonton waktu itu..?!" tanyaku untuk meyakinkan dia.
"Ach.. Nggak achh.." kilahnya sambil tersenyum.
"Kalau Kamu mau nggak apa-apa kok.. Nanti yaa.. Kalau anak-anak sudah pada tidur siang.." pintaku.
"Ach.. Jangan Pak.." elaknya sambil berlalu menemui anak-anak yang lagi main diteras depan.

Saya yakin Mia mau tapi malu-malu dan takut Saya marah. Siang itu seperti biasa mereka tidur dikamar belakang, Saya menghampiri si Mia yang sedang tidur dan Saya bangunkan sambil jari telunjukku menutup bibirnya agar tidak berisik. Mia bangun dan duduk ditepi tempat tidur dengan mata yang masih sembab karena tertidur pulas.

"Ayoo.. Kita pindah ke bawah aja.." ajakku (lantai yang sudah Saya siapkan dengan alas karpet permadani tebal).
"Ngapain Pak..?!" tanyanya masih terkantuk-kantuk.
"Kan Kamu bilang Kamu mimpi.." jawabku.
"Achh.. Nggak Pak.. Takut..!" serunya perlahan.
"Ini mimpi yang jadi kenyataan lho.." cecarku seolah merengek minta persetujuan.

Tanpa dikomando lagi Mia langsung turun dan duduk diatas karpet dan Saya duduk didekatnya sambil Saya pegang pundaknya agar Mia merebahkan diri. Mia memang masih terlihat ngantuk, sebab dia langsung menjatuhkan kepalanya diatas bantal yang telah Saya sediakan. Saya merebahkan diri disebelahnya sambil membuka kaos yang Saya kenakan serta celana pendeknya. Saya masih menggunakan CD, langsung Saya peluk Mia perlahan sambil memiringkan badannya agar menghadapku.

Saya memulai permainan dari membelai-belai rambutnya yang diteruskan mengelus pundak dan terus kepinggangnya. Mia masih diam saja sambil meram. Saya dekatkan bibir Saya kebibirnya serta mengulumnya, ternyata Mia masih belum bereaksi juga. Kusingkap dasternya dari bawah keatas untuk melepaskannya, kini terpampanglah dua gunung kembar yang masih terbungkus BH dan CD. Mia mulai membuka matanya sedikit demi sedikit, Saya meremas gunung kembarnya secara perlahan dari balik BH-nya sambil sesekali memilin putingnya dan Miapun mendesah.

"Ehh.. Hh".
"Kenapa sayang.. Enak yaa.." tanyaku ditelinganya perlahan.
"Hee.. Ehh" jawabnya merintih.
"Buka yaa.. BH-nya.." pintaku dan dijawab oleh anggukan kepalanya.

Saya buka BH-nya dan tanpa meminta lagi kuloloskan juga CD-nya. Tanpa menunggu aba-aba lagi Saya langsung bergerilya memporakporandakan pertahanan musuh (perang kali). Kujilati puting susunya dan secara perlahan turun keperut serta selangkangannya sambil kubuka kedua pahanya agar kepala saya dapat masuk untuk menjilati vaginanya. Mia mendesah ketika Kumasukkan lidahku lebih dalam ke lubang vaginanya.

"Ehh.. Enak.. Pak.. Truuss.."

Saya makin bertambah nafsu dan semakin gencar jilatan-jilatan sampai pantat Mia terangkat karena sudah mencapai orgasmenya.

"Pak.. Mia.. Mau pipis.. Pak.. Oouuchh " rintihnya yang dibarengi mengalirnya cairan putih dengan ciri khas keharumannya. Saya mendekatkan bibirnya sambil mengulumnya dan Mia memelukku dengan eratnya sambil berbisik.
"Capee.. Pak.. Ohh..".
"Sekarang gantian Mia mengelus-elus burung Saya yaa.." pintaku.
"Ogah achh.. Takut.." Sergahnya.
"Nggak apa-apa kok, Mia cuam elus-elus pelan kok.." rengekku.

Tanpa komando berikutnya, Mia langsung menghampiri selangkanganku dan meloloskan CD-ku. Mia agak terbelalak melihat burungku yang sudah tegak sejak tadi dan tangannya mendekati dengan perasaan berdebar untuk memegangnya.

"Kamu genggam batangnya, lalu kocok perlahan seperti memerah susu sapi.." perintahku lagi.
"Begini ya Pak.." Mia berkata sambil melakukan kocokan perlahan (karena Mia sudah lihat caranya di VCD).
"Hee e.. Eeh.." jawabku sambil menikmati.

Aku meminta Mia agar berada diatasku seperti posisi 69, Mia menuruti dan Saya memulai menjilati lubang vaginanya yang sesekali memasukkan jari telunjukku untuk menggelitik clitorisnya dan..

"Hmm.. Hmm.." Desahnya yang terhalang oleh kemaluanku yang berada di mulutnya.

Saya melihat ada cairan putih mulai mengalir sedikit demi sedikit, maka Saya minta Mia untuk menduduki Saya dengan lubang vaginanya mengarah ke kemaluanku secara perlahan.

"Oohh.. Pak.. Saakit.." sergahnya sambil mencabut kembali.
"Nggak apa-apa kok.. Hanya sebentar aja kok.. Sakitnya.." kataku sambil menarik pinggangnya agar menekan vaginanya kembali.
"Hee.. Eeh.. Hmm" desahnya ketika kemaluanku menembus vaginanya.
"Perlahan aja turun naiknya.. Biar Kamu merasa nyaman dan tidak sakit.." pintaku sambil kupeluk tubuhnya yang mungil dan putih.

Tanpa terasa Mia telah lihai mempermainkan permainan ini, sehingga Aku tidak perlu lagi mengajarinya. Maklum Mia sudah belajar via VCD yang mungkin sering ditontonnya tanpa sepengetahuanku.

"Oohh.. Teruus.. Miaa.. Oohh " desahku merasakan kenikmatan.
"Heehh.. Ehehh.. Eenak Pak.." Desahnya sambil memompa dengan cepatnya.

Permainan bertambah gairah ketika terdengar suara kecipak gesekan antara kemaluanku dengan vaginanya Mia yang sudah basah dari tadi.

"Pakk.. Paak.. Oouchh.." Mia melenguh panjang karena orgasme.

Dan Saya merasakan kehangatan pada batang kemaluanku. Saya minta Mia berada dibawah sambil menaruh bantal untuk mengganjal pantatnya agar bertambah nikmat merasakan vaginanya yang semakin menyembul ke atas.

"Ooeehh.. Ehhehh" ocehnya ketika kumasukkan kemaluanku ke lubang vaginanya sambil kugenjot turun naik.
"Ayoo.. Pak.. Mia.. Capek nich.. Mau Bobo.." pintanya.

Dan Saya semakin bernafsu untuk mengenjotnya lebih kencang lagi.

"Miaa.. Saayaa.. Sampaaii.. Oohh.. Ohh" desahku perlahan ditelinganya.
"Miiaa.." Croot.. Crrot.. Croot.. Croot.. Saya memuntahkan seluruh spermaku kelubang vaginanya sambil melumat bibirnya dengan penuh kemenangan.

Miapun memelukku dengan erat sambil bergumam, "Pak.. Enak.. Besok.. Lagi yaa.."

Permainan ini tidak sampai disini, tetapi masih berlanjut terus dan dilakukan seminggu 4 kali permainan pada saat tidur siang. Kalau malam jatah istri itu juga kalau dia yang minta.


Ke bagian 2

Artikel Terkait Umum

Arsip Blog