Kasih Sayang Seorang Pembantu - 2

Dari bagian 1


Semakin hari semakin indah permainanku bersama Mia, karena Mia sangat memperhatikanku dan selalu membuatku semakin gila untuk mencumbunya bila bertemu dengannya. Suatu hari ketika isteriku baru pulang dari kerja, isteriku kelihatan suntuk dan kalau sudah begitu pasti terjadi keributan denganku. Sayapun pasti terpancing oleh emosi yang dibuat oleh isteriku sehingga tak tahan lagi untuk pergi keluar rumah dan mencari udara segar.

Keesokan paginya isteriku pergi kerja tanpa pamit, Mia melihat hal itu langsung merasa risih dan benci melihatnya. Saya saat itu masih tidur dan anak-anak juga, sedangkan si Mia baru selesai mencuci pakaian. Setelah selesai menjemur cucian, Mia biasanya pergi mandi. Tetapi kali ini Mia melihat kekamar Saya yang pintunya terbuka setelah ditinggal oleh isteriku yang sedang ngambek. Mia melihat Saya sedang tidur dengan menggunakan celana kolor bola yang model lama sehingga minim sekali sampai kemaluankupun terlihat lewat celahnya.

Melihat hal itu Mia menghampiri perlahan-lahan dan duduk ditepi tempat tidur sambil melihat kemaluanku yang sedang tegak sebagaimana lelaki normal, jika pada pagi hari selalu ereksi. Mia memberanikan diri untuk mengelus kemaluanku dan Saya mendadak bangun karena kaget ada yang mengelus-elus kemaluan Saya. Miapun tersentak dan merasa malu, tetapi Saya langsung duduk dan meraih pundaknya. Saya merasakan dingin memegang pakaian yang dipakai oleh Mia, karena pakaian yang dikenakan agak basah setelah mencuci pakaian. Mia mendekatkan tubuhnya kearah Saya dan langsung memberi kecupan ke pipi Saya sambil berkata.

"Semalam berantem lagi yaa..!".
"Heem.." Jawabku singkat.
"Kacian yayangku berantem terus.." Ejeknya.

Saya menarik tubuh Mia untuk tiduran disampingku dan langsung kukulum bibirnya serta kuraba kedua gunung kembarnya secara bergantian.

"Semalam nggak dikasih yaa.." gadanya lagi.
"Boro-boro.. Nyolek aja ogah.." caciku.
"Hmm bohong.." godanya lagi.
"Benar.. Saya lagi nggak muut.." jawabku sambil tanganku turun meraba cdnya yang basah juga.

Mia menggelinjang ketika jari tangaku menyentuh klitorisnya lewat tepi cdnya, Mia tidak tinggal diam, tangannya langsung merogoh kemaluanku yang sudah tidak pakai CD tetapi pakai kolor bola. Mia melepaskan kecupan bibirnya dan langsung mengarahkan mulutnya ke kemaluanku untuk diisapnya. Sayapun tidak mau kalah, Saya tarik kakinya agar mulutku bisa merasakan vaginanya juga. Posisi kami sudah 69, kulepaskan cdnya dan kusibakkan dasternya. Mia melihat itu langsung melepaskan dasternya agar tidak menghalangi aktivitasku. Setelah itu Mia merosotkan celana kolorku dan melanjutkan hisapannya pada kemaluanku. Sepuluh menit kemudian Mia mulai mendesah-desah karena sudah mau mencapai orgasmenya.

"Ooh.. Pak.. Hmm.." desahnya pelan.

Saya semakin gencar melumat klitorisnya yang mulai terasa hangat, cairan kenikmatannya mengalir perlahan-lahan langsung kuhisap dan kujilati sampai terasa sesak dibuatnya karena ditekan oleh rasa nikmat si Mia yang sudah orgasme.

"Aduuhh.. Pak.. Oohh.." Mia melenguh panjang.

Saya langsung bangun untuk mengambil posisi siap tempur, Saya arahkan kemaluan yang sudah keras dan tegang sambil membuka selangkangan Mia lebar-lebar agar mudah memasukkannya. Mia menarik pundakku agar dapat melumat bibir Saya karena merasakan kenikmatan saat kemaluan Saya mulai masuk kedalam vaginanya. Saya memompa sesuai irama persetubuhan yang berlaku normal yaitu maju-mundur secara perlahan dan semakin lama semakin cepat.

Sepuluh menit kemudian Mia mulai mendesah karena sudah mau sampai pada puncaknya "Ouuch.. Pak.. Nggak.. Kuuat.. Oohh.." racaunya sambil memlukku dengan erat serta melumat bibirku. Saya semakin bernafsu sehingga goyangan pinggulku semakin gencar menghunjam vaginanya agar Sayapun merasakan kenikmatan orgasme seperti yang dialami oleh Mia. Lima belas kemudian rupanya si Mia sudah mau mencapai orgasmenya lagi, sehingga Saya merasakan himpitan vaginanya pada kemaluanku yang akan memuntahkan cairannya.

"Pakk.. Mmiiaa.. Oohh.." Desahnya karena mencapai puncaknya. Saya memompa semakin cepat karena sudah terasa pada batang kemaluan aliaran lahar panas yang akan memuncrat didalam goa kenikmatan si Mia.

"Oo.. Miiaa.. Oouchh.." desahku sambil memuncratkan spermaku didalam lubang vaginanya.

Saya masih menindihnya karena masih merasakan denyutan kemaluanku dan himpitan vagina si Mia yang masih mengempot-empot bagaikan sedang menghisap-hisap. Setelah mereda tegangan kemaluanku, kucabut kemaluanku dan merebah disamping Mia. Mia memelukku dan "Terima kasih yaa.. Pak..!" bisiknya. Saya masih memilin-milin puting susunya sambil bercerita ngalor ngidul. Rupanya Mia memang sangat perhatian terhadapku. Mia tidak mau melihat Saya murung dan sedih karena ulah isteriku yang egois dan merendahkan suaminya.

"Pak.. Mia.. Benci sama ibu.. (isteriku)" katanya.
"Kenapa benci sama Ibu..?!" tanyaku.
"Ibu jahat, Ibu nyebelin.." katanya lagi dengan nada agak kesal.
"Jahat kenapa? Nyebelin kenapa..?" selidikku.
"Pokoknya jahat, masa Bapak diremehin gitu.." jawabnya.
"Terus nyebelinnya kenapa..?" tanyaku lagi.
"Habis pagi-pagi Mia kena semprot juga, padahal Mia nggak punya salahkan.." Belanya.
"Yaa.. Sudah.. Mungkin Ibu lagi kesel sama Bapak.." menenangkannya sambil kupeluk tubuhnya dan tak terasa kemaluanku sudah ngaceng lagi dan berada tepat didepan vaginanya.

Mia merasakan ada yang menyentuh vaginanya, langsung mengangkat sebelah kakinya agar kemaluanku dapat masuk kelubang vaginanya sambil mendorong maju. Saya mengangkat Mia agar ada diatasku dan Saya suruh jangkok diatas kemaluanku sambil terus memompa kemaluanku turun naik. Singkat cerita, dua puluh menit kemudian Saya baru mencapai orgasmenya sedangkan si Mia sudah tiga kali mencapai orgasme.

Jam telah menunjukkan pukul 06.40 wib, anak-anak masih tidur karena semalam tidur agak larut. Mia bangkit dan keluar kamarku untuk pergi mandi, Saya mengikutinya dari belakang dan Kami mandi berdua sambil saling menyabuni tubuh bergantian. Saya agak terangsang saat si Mia menyabuni kemaluanku yang tiba-tiba tegang. Maka kusuruh si Mia ambil posisi nungging agar Saya bisa menghunjam vaginanya lewat belakang. Setelah orgasme Kami mandi untuk membersihkan badan kembali.

Jam 07.30 wib. Anak-anak baru pada bangun dan langsung mencari Saya yang sedang membaca koran sambil minum kopi yang dibuatkan oleh si Mia diteras.

"Celamat pagi Papa.." ucap Mereka.
"Pagi juga chayank.." balasku sambil kupeluk dan cium mereka satu-persatu.
"Enak yaa.. Bobonya.." seruku yang dibalas anggukkan mereka.
"Ayo pada mandi dulu.." tiba-tiba Mia muncul dari dalam.
"Ayo Kita mandi.." jawabnya kegirangan.

Saya melihat hal seperti ini sangat bahagia, coba Saya punya isteri seperti si Mia yang sangat perhatian kepada anak-anak dan Bapaknya. Betapa indahnya dunia ini kurasa.

Seperti biasa setelah makan siang anak-anak pada pergi tidur dan si Mia siap untuk menemani Bapaknya tidur siang juga. Mia mencariku kedepan, karena Saya sedang asyik memberi makan ikan-ikan peliharaanku.

"Pak.. Tidur siang dulu Pak.." serunya kepadaku.
"O.. Iya.." jawabku sambil tersenyum kegirangan.

Mia masuk ke kamarku dan Saya menyusulnya dari belakang sambil ku tutup pintu depan agar kalau ada yang datang ketahuan. Mia langsung naik keatas tempat tidurku dan langsung melepaskan dasternya yang ternyata sudah tidak ada lagi pakaian dalam yang dikenakannya. Mia sudah siap tempur rupanya. Saya melihat hal tersebut tidak mau kalah, Saya langsung melepas seluruh pakaian yang Kukenakan sehingga bugil. Saya langsung menyibakkan kedua pahanya agar dapat langsung menaruh kepala Saya untuk langsung menyerang vaginanya dengan mulutku.

"Oouuh.. Pak.. Eennaakk.." racaunya sambil menekan kepalaku.

Mendengar racauannya Saya semakin agresif saja menjilatinya dan tangan kiriku kumasukkan kedalam lubang anusnya sehingga Mia menggelinjang karena nikmat. Beberapa menit kemudian Mia menjepit kepala Saya karena mencapai orgasmenya. Saya terus menjilati cairan kenikmatannya. Setelah itu kulihat si Mia terkulai lemas, maka Saya ambila inisiatif untuk nungging diatasnya sambil mengarahkan kemaluanku ke mulutnya.

Mia langsung tanggap dan dilumatlah kemaluan Saya sambil dihisap keluar masuk mulutnya. Saya mengubah posisi menjadi 69 dan Saya masukkan jari tengah Saya kelubang vaginanya agar Mia bangkit lagi gairahnya. Tak lama kemudian Vaginanya mulai terasa basah, maka Saya mencabut kemaluan Saya dari mulutnya untuk langsung pindah ke lubang vaginanya.

"Oouuchh.. Pak.. Tekan yang dalam Pak.." pintanya agar Saya menekan lebih dalam.

Saya menghujamkan kemaluan Saya dengan cepat turun naik agar Saya bisa mencapai puncaknya secara berbarengan. Lima belas menit kemudian Saya dengar Mia mendesah karena sudah mendekati puncaknya, maka Saya semakin kencang memompa turun naik agar bisa sama-sama keluar berbarengan.

"Ooh.. Pak.. Mia mauu.. Ouuchh.."
Mia memelukku dengan erat karena sudah mencapai Klimaxnya. Saya terus menggenjot vaginannya dan "Oo yee.. Hmm"

Saya memuncratkan cairan peju kedalam lubang vaginanya sambil mengulum bibirnya. Walaupun sudah mencapai puncaknya, Saya masih membenamkan kemaluan Saya dilubang vaginanya sambil berpelukkan. Setelah kemaluan Saya mulai mengecil baru Saya cabut dan rebah disisi Mia.

"Terima kasih yaa sayang.." seruku sambil mengecup keningnya.
"Sama-sama Pak.." jawabnya.

Kamipun langsung tidur berpelukkan tanpa busana. Sore harinya Kami bangun sekitar pukul 16.15 wib. Dan Saya minta kepada Mia agar mau melayaniku sekali lagi secara express. Mia langsung mengulum kemaluanku dengan bersemangat agar Saya cepat-cepat ereksi dan siap untuk bertempur. Lima menit kemudian Saya sudah ereksi, rupanya Mia telah mahir cara membangkitkan gairahku walaupun masih pemula. Saya langsung memasukkan kemaluan Saya ke vaginanya dan memompa dengan cepat agar permainan cepat selesai.

Benar saja sepuluh menit kemudian Saya mencapai puncaknya secara bersamaan. Mia langsung memakai dasternya lagi langsung meninggalkan kamar Saya untuk membangunkan anak-anak yang masih tidur dikamar sebelah.


Ke bagian 3

Artikel Terkait Umum

Arsip Blog